Bupati Gresik Mengalihkan Dana PDAM Ke Gresik Migas
Berita Gresik – Info Gresik
Bupati Sambari Halim Radianto menghentikan dana penyertaan modal sebesar Rp 6 miliar kepada perusahaan milik daerah itu. Dana sebesar itu sudah dianggarkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2012 untuk perbaikan infrastruktur PDAM.
Kabarnya, bupati sengaja tidak mengalokasikan anggaran sebesar itu ke PDAM, karena anggaran tersebut akan dialihkan ke BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) PT Gresik Migas. Jika benar, maka tindakan bupati tersebut bisa dikategorikan bentuk penyimpangan penggunaan anggaran. Sebab, anggaran tersebut sudah termaktub di Perda (peraturan daerah) APBD tahun 2012 untuk PDAM.
“Memang pak bupati hingga sekarang tidak mau meng-Acc pencairan dana penyertaan modal Rp 6 miliar yang diajukan Direksi PDAM. Kami sudah berkali-kali mengajukan pencairan ke DPPKAD. Tapi, tidak direspon. Alasannya dilarang bupati, ” kata salah satu Direksi PDAM Gresik, Rabu (18/7)
Ditegaskan dia, bupati tidak mengizinkan pencairan dana penyertaan modal tersebut ke PDAM, karena bupati menghendaki dana tersebut dialokasikan ke BUMD PT Gresik Migas, agar pertumbuhan perusahaan pelat merah milik Pemkab Gresik yang bergerak dalam jual beli gas itu lebih baik. ” Itu kan penyimpangan. Masak BUMD Migas yang tidak dapat anggaran penyertaan modal saat pengesahan APBD, dikasih anggaran penyertaan modal, ” cetusnya.
Karena itu, dia berharap, bupati segera meng-Acc pengajuan PDAM untuk pencairan dana penyertaan modal Rp 6 miliar tersebut. Sebab, PDAM sangat membutuhkan dana itu untuk perbaikan pelayanan kepada konsumen. ” Terus terang, PDAM dapat dana tersebut tidak mudah. Kami harus meyakinkan DPRD tentang peruntukan anggaran tersebut untuk kegiatan apa saja, ” terangnya.
Sementara Sekda Gresik, Ir Moch Najib, membantah, kalau Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto menghentikan pencairan dana penyertaan modal ke PDAM sebesar Rp 6 miliar. Menurut Najib, bupati sengaja sementara memending pencairan dana penyertaan modal tersebut. “Karena dana tersebut akan digunakan untuk pendamping jika bantuan dana dari PU Cipta Karya Pusat sebesar Rp 44 miliar sudah cair, ” kata Najib.
Dijelaskan Najib, untuk bisa mendapatkan bantuan dana Rp 44 miliar tersebut tidak gampang. Sebab, Pemkab Gresik selaku pemilik PDAM Gresik harus memenuhi beberapa kriteria. Di antaranya, distribusi air ke pelanggan sudah bagus dan tarif PDAM dinaikkan.
Makanya, Pemkab Gresik sekarang bekerja keras untuk memerbaiki pelayanan PDAM bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang bergerak dalam penjualan air. “Kami telah lakukan pembenahan pelayanan PDAM, sebelum kami memutuskan menaikkan tarif PDAM, ” jelasnya.
Najib menambahkan, Pemkab Gresik sekarang juga tengah berupaya untuk mencari sumber-sumber air di demi menyuplai kebutuhan bahan baku air PDAM. Sumber-sumber air yang akan digarap Pemkab Gresik di antaranya, akan memanfaatkan air di Telaga Ngipik dan akan membuat sumur bor di Desa Cerme, Kecamatan Cerme.
Semua itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM sekarang dikatakan mencapai sekitar 56.000 atau baru 28 persen dari jumlah warga yang membutuhkan air PDAM. Untuk melayani pelanggan sebanyak itu, PDAM tidak bisa hanya mengandalkan sumber air baku dari Desa Legundi, Kecamatan Driyorejo sebanyak 750 liter per detik.
Karena itu, kata dia, PDAM minta bantuan air dari Kali Surabaya dan kerjasama dengan PT Jasa Tirta. Sebab, produksi air biayanya capai Rp 3.200 per kubik. Sementara harga jual ke pelanggan rumah tangga hanya Rp 1.225 perkubik. Sehingga, ada kerugian produksi Rp 1.975 perkubik, meskipun ke industri dijual Rp 5.800 perkubik. md6/sbypost