Perhutani Bojonegoro Semaikan 700.000 Bibit Jati
Perhutani Bojonegoro Semaikan 700.000 Bibit Jati. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan, Bojonegoro, Jatim, pada 2013 membuat persemaian 700 ribu bibit jati dengan sistem memanfaatkan stek pucuk pohon tersebut di kebun persemaian di Desa Mbancer, Kecamatan Ngraho.
“Bibit jati yang sudah rampung kami semaikan saat ini sekitar 600 ribu tunas,” kata Podo, petugas Persemaian Pucuk Jati perhutani Bojonegoro KPH Padangan, Bojonegoro, Minggu. Ia optimistis kekurangan 100 ribu bibit jati bisa diselesaikan untuk memenuhi target 700 ribu tunas yang akan ditanam saat musim hujan akhir tahun ini di seluruh kawasan hutan di KPH Padangan seluas 27.826,2 hektare, di antaranya, di Kecamatan Ngraho, Purwosari dan lainnya.
“Kami memiliki kebun pangkas sendiri berupa tanaman jati yang bisa diambil pucuknya seluas 1,5 hektare, sehingga untuk membuat persemaian tidak sulit,” katanya, menegaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan kebun pangkas seluas 1,5 hektare terdapat tanaman jati sekitar 5.000 pohon dengan lokasi juga di Desa Mbancer, Kecamatan Ngraho, diperoleh dari Puslitbang Perhutani Cepu, Jateng pada 2007.
“Pohon jati di kebun pangkas ditanam tahun 2007. Ya sampai sekarang pohon jatinya tidak besar, tapi pucuknya selalu diambil untuk pembenihan disini,” jelasnya. Meski pucuk jati di pangkas, katanya, pohon jati di kebun pangkas cepat tumbuh, sebab selalu dalam perawatan mulai pemupukan juga mendapatkan siraman air.
Ia menyebutkan, persemaian bibit jati yang dilakukan di kebun persemaian setempat yang sudah berjalan sejak 2007 lalu rata-rata 700 ribu-800 ribu/tahun yang semuanya ditanam di kawasan hutan Perhutani Bojonegoro KPH Padangan.
“Waktu persemaian bibit jati siap tanam sejak stek pucuk jati ditanam di tempat dederan berkisar 5-6 bulan,” jelasnya. Menurut dia, benih jati yang dihasilkan di kebun persemaian setempat selama ini belum pernah ada yang dijual di masyarakat.
Mengenai hasil pohon jatinya, ia mengaku kurang tahu pasti, sebab benih jati dengan memanfaatkan stek pucuk jati yang sudah ditanam di kawasan hutan KPH Padangan belum besar, sebab baru ditanam pada 2007. “Tapi sejumlah KPH di Jatim, seperti KPH Ngawi, KPH Parengan juga memiliki persemaian jati dengan memanfaatkan stek pucuk jati karena hasil jatinya bagus,” jelasnya. (antarajatim)